Pages

Senin, 17 Desember 2007

le'e, souha gele (tidak, terima kasih)

Saya merasa berat berada di sini, di FK UGM. Masuk ke blok 3 , jadwal makin menggila. Saya pun tak bisa berlama-lama merindu di rumah, karena libur yang hanya seminggu. Libur, yang bahkan disindir tidak seharusnya ada oleh koordinator blok 3, dr. Jarir Ath Thobari, PhD. Beliau mengatakan, Indonesia adalah satu-satunya negara yang merayakan hari kejepit. So deep.. (kalau orang Jogja bilang; mak jleb jleb..). Dalam hati, saya mengiyakan pandangan kritis beliau. Kemudian beliau berkata, karena adanya libur 1 minggu itu (padahal di fakultas lain 2 minggu, atau bahkan lebih), maka tidak akan ada libur semester. Artinya, dalam satu minggu libur yang tidak seharusnya ada tersebut, saya harus hempaskan segala rindu saya, untuk 7 bulan ke depan yang tanpa libur.
Rumah. Kata terindah dalam hidup saya setelah mama. Sungguh saya ingin berlama-lama di rumah. Tapi tampaknya ada satu kata baru yang muncul dengan begitu indah dalam jiwa saya; dokter. Ya, saya ingin jadi dokter. Di atas segala prestise yang disandangkan oleh masyarakat Indonesia atas titel itu, dokter memiliki makna lain dalam hati dan jiwa saya.
Kembali teringat dengan pertemuan dengan koordinator blok 2 kemarin.. Seorang teman saya mengeluhkan jadwal kami yang begitu padat. Koordinator blok 2, dr. Tri Wibawa, PhD dengan indahnya menjawab, "kami bisa saja mengubah jadwal seperti keinginan anda." Wah, sebuah angin segar bagi kami. Tapi, kemudian beliau melanjutkan.. "tapi anda mau lulus 7 tahun?". Waduh. Tidak, terima kasih.
Dan ketika saya sekarang, harus menghadapi hal yang juga sama beratnya (tidak ikut cgts, red) saya ingat bahwa ini demi kelulusan saya yang 3,5 tahun dan bukan 7 tahun. Yang mungkin, mendahului kelulusan teman-teman saya yang lain.
Dan demi itu, mungkin saya harus sejenak melupakan indahnya kata mama, rumah, dan cgts.

Tidak ada komentar: