Pages

Rabu, 28 November 2007

Jogjaku Bersih


Bismillahirrahmaanirrahiim.

In the name of Allah; the most gracious, the most merciful.

Jogjaku Bersih.

Slogan ini pertama kali saya lihat di Stasiun Tugu, Jogjakarta. Slogan ringan, pendek, tapi sangat-sangat impressive bagi saya selaku pendatang baru di kota terkenal ini. Jogjaku Bersih. Pemilihan kata yang menurut saya amat cantik dan apik. Instead of using D.I. Yogyakarta, dipilihlah kata Jogja. Dengan embel “KU” di belakangnya, membuncahkan sense of belonging yang manis. Dan diantara sejuta kata sifat lainnya, bersih-lah yang dipilih. Oh oh.. Saya jatuh cinta. Ya, saya jatuh cinta melihat slogan ini. Walaupun jejeran slogan ini berada tepat di bawah jejeran iklan rokok lainnya, benda yang sangat–sangat tidak saya sukai, slogan ini tetap saja langsung ‘nyangkut’ di hati saya, karena yaah seperti yang saya katakan tadi; so impressive. Saya besar di Depok, yang dulunya masih bagian Bogor. Slogan Bogor (yang saya ketahui) waktu itu adalah “Bogor Tegar Beriman”. Kalimat yang bermakna dalam dan secara sastra juga ‘pas’. Tapi entah mengapa bagi saya “Jogjaku Bersih” terdengar lebih bermakna, atau lebih tepatnya.. lebih mengena.

Mungkin slogan itu juga ‘mengena’ di hati para pengguna Stasiun Tugu, sehingga stasiun itu terjaga kebersihannya. Informasi bagi Anda, wahai orang Depok yang belum mampir ke Jogja (^^).. Stasiun itu sangat bersih bila dibandingkan dengan Stasiun Depok Baru. Sungguh, berbeda jauh. Dan saya sangat menikmati keadaan stasiun yang seperti itu. Keadaan yang tidak membuat kita menutup hidung kebauan, takut kotor, takut kecopetan, dan takut-takut yang lain. Tidak. Bahkan jika saya harus duduk di lantainya pun saya tidak merasa jijik (term and condition applied). Satu hal yang juga sangat menyenangkan dari Stasiun Tugu adalah ketepatan waktu berangkatnya kereta. Pengalaman saya pergi ke Stasiun Solo Balapan dari Stasiun Tugu, untuk mengunjungi teman saya yang mau SPMB kala itu, Khrisnavidya Retno Amurwani. Waktu itu kereta dijadwalkan berangkat jam 10:00, dan suatu hal yang menakjubkan bagi saya sebagai orang Depok, kereta itu tiba jam 09:40. Duapuluh menit sebelum jadwal. Dan yang lebih menakjubkan lagi, kereta itu menunggu hingga tepat jam 10:00 hingga akhirnya berangkat. Oh my God. Betapa bangganya saya ketika itu, sungguh. Ini Jogja, ini Indonesia, dan ini yang namanya tepat waktu. Ini benar. Ini terjadi di Indonesia. Ya! Sungguh tidaklah mustahil untuk mewujudkan Indonesia yang tepat waktu. Saya percaya adanya kebiasaan tertentu yang tak bisa diubah, tapi saya juga percaya bahwa kemustahilan itu tiada artinya, dan saya percaya bahwa perubahan besar mungkin terjadi jika dan hanya jika kita benar-benar mengusahakannya, dan tentu saja jika Dia meridhainya.

Jogjaku bersih, menuju Indonesia yang bersih..

Tidak ada komentar: