Pages

Selasa, 04 Maret 2008

Odei Anak

Bismillahirrahmaanirrahim.

In the name of Allah; the most gracious, the most merciful.

Namun kelahiranmu adalah penghibur hati

Dibelai dan dimanja setiap hari

Di malam hari tidur tak berwaktu

Tapi tak mengapa kerana kau disayangi

(Raihan, Odei Anak)

Mungkin posting saya kali ini akan membuat Anda berkomentar “super-duper-ga-kreatif” atau “asli-jiplak-plak” atau “ketik-ulang-aja-semua” atau apalah… Yah, memang begitulah adanya. Hahaa.. Saya terima semua komentar itu dengan senang hati. Toh posting ini ditulis bukan untuk apa-apa, saya hanya ingin membagi kebahagiaan yang saya rasa ketika membaca kebaikan-kebaikan ini. Dan semoga bahagia itu juga tercipta di hati Anda.. Dan menambah sayang Anda pada orangtua. Semoga.

Dari buku Agar Bidadari Cemburu Padamu. Judul menarik, buku yang baik. Saya mengetik ulang penggalan kalimat-kalimat Salim A. Fillah, penulis buku dengan judul cantik tersebut, tentang cinta pada orangtua.

Allah mengaruniakan kita kepada mereka. Sebagai tawa di saat susah, senyum di waktu sedih, harapan di atas kecewa, ramai di saat sepi, cair di tengah kekakuan, dan canda di tengah ketegangan. Tapi juga, kita adalah tangis di suatu kala, yang sebenarnya tak pernah kita inginkan.

Allah mewasiatkan orangtua kepada kita. Bukan untuk dibayar segala jasanya dengan harga. Siapa engkau bisa menghitungnya? Dan siapa pula engkau mengaku-aku bisa mengganti semuanya? Bukan itu. Tidak pernah akan. Ada harga lain yang mungkin tetap tak cukup. Tapi ia adalah nilai yang melampui harga kelima huruf penyusunnya: cinta.

Allah ingin cinta hadir dalam wajah kita setiap bertemu mereka. Allah mau agar cinta hadir di tangan kita yang lembut memapah mereka. Allah suka jika cinta hadir dalam tiap huruf di lisan, tiap nafas di paru, tiap gerak di otot, dan tiap getar di hati. Ridha Allah, ada pada ridha orangtua.


Kali ini dari buku Nutrisi Jiwa oleh Forum Komunikasi Dakwah Fakultas Universitas Padjadjaran. Semacam buku pre-mentoring begitulah. Keren sekali mereka bisa membuat buku seperti ini. Dan disana juga ada kata-kata manis tentang cinta dan orangtua…

Mencium,

Mendengar,

Melihat,

Merasa,

Dan Mengukur Cinta.

Disana tercium, bahwa cinta adalah wewangi…

Tak peduli betapa banyak feses yang dikeluarkan, cairan kotor yang membasahi pakaian, atau nyengat minyak kayu putih yang memualkan.

Namun bagi pecinta sejati wanginya sama, semerbak, yang makin membuncah cinta.


Disana terdengar, bahwa cinta adalah nada terindah…

Tak peduli berapa sering suara tangis membangunkan tidur lelap, teriak marah untuk nasihat sayang yang diberikan, atau keluhan malas atas permintaan tolong yang diharapkan.

Namun bagi pecinta sejati nadanya sama, mendayu. Yang semakin menebar cinta.


Disana terlihat, bahwa cinta adalah penampakan terindah…

Tak peduli berapa sering wajah masam ditampakkan, mata sinis ditunjukkan, atau senyum tak puas dipaparkan.

Namun bagi pecinta sejati penampakannya sama, mempesona yang makin menggelorakan cinta.


Disana terasa, bahwa cinta adalah getaran terindah…

Tak peduli berapa sering cacian dialamatkan, doa tak pernah dilantunkan, atau hati yang luput merindu.

Namun bagi pecinta sejati getarnya sama, mengguncang. Yang makin menghangatkan cinta.


Disana terukur, bahwa cinta adalah penantian terindah…

Tak peduli betapa sering terlambat pulang, menunda dengan dalih lupa, atau janji yang terus diingkari.

Namun bagi pecinta sejati penantiannya sama, hanyalah mengulum yang makin melekatkan cinta.


..Merasa tersindir seperti saya kah?

Huhu.. ingin sekali rasanya mengulang kembali ke masa-masa itu, menghapus tiap teriak, keluh, masam, dan janji yang teringkar. Allah… Betapa berdosanya saya.

Jika mereka masih ada, sms mereka, telepon mereka, cintai mereka, doakan mereka, dan persahabati mereka sesering dan seindah mungkin. Atas segala keindahan yang telah mereka persembahkan, semoga kita bisa menjadi tawa di saat susah mereka, senyum di waktu sedih mereka, dan harapan di atas kecewa mereka.. Amiin. Namun jika mereka sudah tiada, menjadi anak sholeh mungkin adalah satu-satunya cara membahagiakan mereka, membuktikan cinta pada mereka. Karena doa anak sholeh lah yang akan sampai ke sana, menentramkan, membahagiakan.

Rabbighfirlii waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiraa. Amiin…

Tidak ada komentar: