Kita bisa saja dilahirkan sebagai anak di balik jendela
dengan rambut merah
dan kaos bola yang memudar.
Ataupun bapak paruh baya yang tak serak
berteriak
"kopi" dan "popmie" di lorong kereta yang panjang.
Tetapi tidak, Dia memilih kita
untuk duduk tenang di kursi penumpang.
(Jakarta-Jogja)